Ada Surga Tersembunyi di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah
Ada Surga Tersembunyi di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah
“Kota ini milik kalian, negeri ini milik kalian, Sumber daya alam ini milik kalian”
Begitu suara yang saya dengar dari layar kaca yang tak jauh dari pandangan mata.
Kali ini saya akan merekam bagian dari cerita dan pengalaman dari perjalanan nge-Travellers di salah satu kota kecil yang terletak di Jawa Tengah yaitu Wonosobo. Mungkin sebagian dari teman teman ada yang belum tahu tentang kota Wonosobo, baiklah akan saya uraikan sedikit mengenai kota kecil ini.
Kali ini saya akan merekam bagian dari cerita dan pengalaman dari perjalanan nge-Travellers di salah satu kota kecil yang terletak di Jawa Tengah yaitu Wonosobo. Mungkin sebagian dari teman teman ada yang belum tahu tentang kota Wonosobo, baiklah akan saya uraikan sedikit mengenai kota kecil ini.
Wonosobo (bahasa Jawa: Hanacaraka; Latin Wånåsåbå) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Wonosobo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang di timur, Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara di barat, serta Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di utara.
Kabupaten Wonosobo berdiri 24 Juli 1825 sebagai kabupaten di bawah Kesultanan Yogyakarta seusai pertempuran dalam Perang Diponegoro. Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan. Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung berapi: Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371 meter). Daerah utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu (2.565 meter).
Ketika
memasuki kota tersebut rentetan kejadian, persona dan bahkan perjalanan
silih berganti dalam pikiran saya layaknya sebuah jepretan foto yang
menampilkan kisah kisah unik dalam cerita unik berpetualangan. Berikut
akan saya sajikan segenak keistimewaan yang terekam lewat pandangan saya
mengenai kota ini :
Wonderfull, tempat ini indah sekali, ketika pertama kali menjejakkan
kaki disana pendangan saya tertuju pada 2 buah gunung yang setia
berkolaborasi menjadi satu membentuk suatu keindahan yang tiada tara.
Sejenak saya berfikir, terlalu banyak surga surga keindahan yang
tersembunyi di Negeri kita, dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri
bagi saya karena sudah 22 tahun menjadi anak Indonesia seutuhnya dengan
sejuta kekayaan alam yang ada
Coba
lihat disana dataran tinggi yang berbentuk bak sebuag gunung, ditumbuhi
dengan rapi tanaman tanaman sayur mayur yang menjadi komuditas utama
masyarakat. Disini saya bisa menyaksikan secara langsung sayur mayur
yang tumbuh secara subur, tertata dan berjejer dari koloninya masing
masing. Suatu apresiasi tersendiri kepada petani kreatif yang punya cara
jitu membentuk deretan tanaman tersebut menjadi suatu bentuk yang indah
di pandang mata. Subhanaullah, menambah kebanggaan saya menjadi bagian
dari Indonesia.
Tanggal
14 Agustus 2013, hari itu saya merasakan makna merdeka yang
sesungguhnya ketika melihat pepohonan dan tanaman yang kelihatannya
hidup dengan tenang. Saya berkesimpulan bahwa makhluk hidup yang hidup
berdamai dengan manusia tidak pantas di jajah, biarkan ia merdeka,
tumbuh tumbuh dah terus tumbuh menjadi bagian dan bersahabat dengan
manusia.
Pohon
pinus yang ada di dataran tinggi Dieng, menjadi salah satu saksi yang
akan bercerita tentang dingin dan pandangan orang orang yang berkunjung
disana. Semua terkesan mengindahkan ketika milihat secercah dataran
tinggi dengan segenap pohon pohonnya dan di tengah dataran terletak pula
sebuah candi candi peninggalan kerajaan masa silam.
Disana
terdapat beberapa candi candi kecil yang sangat unik, orang orang
menyebutnya dengan Candi Dieng. Candi Dieng merupakan kumpulan candi
yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa tengah. Kawasan
Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2000 m di atas permukaan
laut. Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun
antara akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-9 ini diduga merupakan candi
tertua di Jawa. Sampai saat ini belum ditemukan informasi tertulis
tentang sejarah Candi Dieng, namun para ahli memperkirakan bahwa
kumpulan candi ini dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya.
Candi
Dieng pertama kali diketemukan kembali pada tahun 1814. Ketika itu
seorang tentara Inggris yang sedang berwisata ke daerah Dieng melihat
sekumpulan candi yang terendam dalam genangan air telaga. Pada tahun
1956, Van Kinsbergen memimpin upaya pengeringan telaga tempat kumpulan
candi tersebut berada. Upaya pembersihan dilanjutkan oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1864, dilanjutkan dengan pencatatan dan
pengambilan gambar oleh Van Kinsbergen. Ane numpang narsis ya gan,
mumpung ada kesempatan berada di tempat klasik seperti ini. hehhe
Mungkin
saja Tuhan menciptakan keindahan keindahan alam yang kadang tersembunyi
dan terletak di paling ujung agar tangan manusia tidak dengan mudah
merusaknya.
Di
perjalanan kali ini saya menemukan surga tersembunyi di pertengahan
pulau jawa. Indonesia harusnya bangga memiliki SDA alam yang indah dan
melimpah seperti ini. Wajar jika negara asing iri & pelan pelan
ingin jadi penyamun di negeri kita
Sepertinya
belum terlambat bagi kita untuk lebih peduli, dan melestarikan warisan
warisan yang ditinggalkan oleh nenek moyang zaman dahulu. Sebelum
semuanya di cekal oleh negara negara pengintai yang pelan pelan dengan
trik dan tekhniknya mencuri keindahan alam dengan segenap warisan budaya
milik kita. Pun jika itu terus terjadi sia sia lah semua nya.
Sepertinya negara ini sudah bosan menjadi boneka atas penegakan,
pertahanan atas kelailaian pemerintahan di negeri sendiri.
Di
hari kemerdekaan ini 17 Agustus 2013 dengan gigihnya para pahlawan
revolusi 1945 dahulu rela bermati matian memerdekakan Republik
Indonesia.
Apakah
kita masih saja duduk diam seperti lembuk cucuk hidung ? seperti patung
patung yang selalu pasrah terkena debu jalanan ? ah sudahlah. Kali ini
saya tidak akan memaki hamun kejelekan terbuka yang ada di Negeri ini.
Cukup, Negeri ini sudah terlalu lelah, sudah saatnya ia merdeka,
merdeka, merdeka dari tangan tangan penjajah, merdeka dari korupsi,
merdeka dari krisis mental, merdeka dari kemiskinan, merdeka dari
terorisme, merdeka atas nama diri kita sendiri dengan pembenahan moral
yang lurus dan sejalan dengan Pancasila.
Harapan
saya terhadap generasi selanjutnya semoga terus menjadi ujung tombak di
negeri ini. Kita boleh saja mempromosikan keindahan di negeri kita
dengan negara negara lain, TAPI INGAT kita juga perlu waspada, dan
antisipasi jangan sampai pencurian pulau pulau kecil di Indonesia ini
terus terjadi. Sedikit pencerahan sebaiknya Kita harus peka terhadap mata-mata asing.
Merdeka Negeriku,
Merdeka Indonesiaku,
Bangga menjadi bagian dari Indonesia.
Sekian dari saya,
Fuji Qadariah` http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/08/17/ada-surga-tersembunyi-di-dataran-tinggi-dieng-wonosobo-jawa-tengah-584421.htmlnga
0 komentar: